Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Tuesday, March 16, 2010

Mengapa Harus Menolak Obama?


Kedatangan Barack Obama, Presiden AS, disambut dengan pro kontra di kalangan masyarakat. Ada yang secara terang-terangan bangga karena ada orang pernah hidup di Indonesia bisa menjadi Presiden di negara adidaya.

Kalangan yang bangga ini biasanya dari kalangan awam politik internasional dan tentu saja dari kalangan partai dan penguasa yang sedikit banyak bisa mengambil “manfaat” untuk kepentingannya sebagai lobi politik mendapatkan bantuan.

Suara yang berbeda atau menentang kedatangan Obama dikomandani gerakan Islam HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Secara terbuka dan dengan penuh keterusterangan HTI menyebarkan opini Haramnya menerima Obama.

HTI mendasarkan penolaknnya kepada status Obama sebagai presiden Amerika yang secara kasat mata garis politik luar negerinya adalah menjajah negara lain.

Korban penjajahan yang dilakukan AS atas nama demokrasi dan perang dengan terorisme diantaranya: Irak dihancurkan dan memakan korban sekitar 1,6 juta jiwa, Afganistan dihancurkan dan hingga sekarang menyerang perbatasan Pakistan dan Afganistan (dalam 10 bulan sudah 2000 nyawa mati) dan beberapa konflik di Timur Tengah dan di Afrika juga di dalangi Amerika.

Amerika juga terkenal dengan dukungannya terhadap penjajah zionis Israel yang tahun lalu membombardir Gaza dan melakukan pembantaian yang ditayangkan diseluruh penjuru dunia. Janji Obama untuk menarik pasukannya dari penjajahannya di Irak sampai sekarang belum terealisir bahkan mengalihkan pasukannya sejumlah 30 ribu ke perbatasan Pakistan dan Afganistan.

Sungguh tragis dan ironis, Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam dan dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan “… penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.. “ haruslah mendapati penguasanya menjadi pengikut setia dan pengekor Amerika.

Belajar dari masa lalu, ketika presiden George W. Bush berkunjung ke Indonesia ternyata membawa misi politik luar negeri AS yaitu mengamankan kepentingannya untuk menguasai sumber daya alam di Indonesia. Apakah hal ini juga yang akan dilakukan Obama?.

Secara politik dan ekonomi kedatangan Obama ini untuk mengamankan pengaruhnya agar Indonesia selalu mendukung kebijakan penjajahannya dan bisa menunjukkan wajah manisnya di dunia Islam. Secara ekonomi bisa mengamankan perusahaan-perusahaan besar Amerika yang telah lama bercokol di bumi pertiwi ini.

Sungguh aneh memang jika kemudian ada sebagian tokoh muslim di negeri ini atas nama Rasulullah membolehkan menerima tamu seperti Obama dan memuliakannya.

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kaum muslimin di belahan bumi lain yang keluarganya dibantai oleh Amerika?. Apakah kita (bangsa Indonesia) layak merneima tamu yang tangannya masih berlumuran darah kaum musilimin?

Sikap yang berbeda antara penguasa dan rakyat bukan hanya terjadi dalam masalah Obama ini, dalam masalah lain pun seperti kasus Century, penarikan subsidi dan kenaikan BBM juga sangat lebar jurang perbedaannya.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat kepada penguasa mulai surut. Agenda atau suara yang dituntut rakyat tidak pernah sama dengan penguasa. Semestinya, pemimpin yang adil dan baik adalah pemimpin yang membela kepentingan rakyatnya dan tidak pernah tunduk kepada para penjajah.

Rakyat sangat merindukan pemimpin yang berada di pihaknya bukan di pihak penjajah. Menerima penjajah akan sangat melukai hati masyarakat dan menolak penjajah sesuai amanat rakyat dan undang-undang.(***)

No comments:

Post a Comment